Rilis LSI : Elektabilitas, Pengaruh Debat, dan Migrasi Suara
Sabtu, 20 Januari 2024
Sejak kampanye resmi dimulai pada 28 November lalu, debat capres-cawapres adalah salah satu topik yang diperbincangkan luas dan hangat. Isu utama yang dibahas adalah apakah debat mempengaruhi elektabilitas dan kalau berpengaruh apakah dapat menjadi faktor yang mengubah signifikan peta elektoral pilpres. Perbincangan juga mencakup aspek-aspek yang terkait seperti jumlah yang menonton, siapa yang menang, siapa yang kalah, reaksi publik di media sosial, dan seterusnya.
Isu lain yang terus menjadi perbincangan adalah apakah pilpres akan berlangsung satu putaran atau dua putaran. Di satu sisi ada kampanye gerakan satu putaran, juga kontra satu putaran; di sisi lain peta elektoral tampak seperti stagnan sejak akhir November 2023 hingga awal Januari 2024, berdasarkan data elektabilitas yang beredar di publik.
Selain itu, dalam pemilu legislatif ada pertanyaan soal apakah PDI Perjuangan akan tetap dapat mempertahankan posisi sebagai pemenang setelah berjaya berturut-turut dalam Pemilu 2014 dan 2019. PDI Perjuangan tidak bisa lagi mengandalkan pengaruh Presiden Jokowi di satu sisi, sementara di sisi lain, posisi Prabowo Subianto yang secara elektoral sedang unggul diperkirakan memberi dampak signifikan terhadap Gerindra melalui apa yang dikenal sebagai efek ekor jas (coat-tail effect). Ini berarti bisa saja Gerindra membayangi atau malah melampaui posisi PDI Perjuangan.
Bagaimanakah kita melihat berbagai perkembangan ini berdasarkan sikap atau persepsi para pemilih? Apakah mereka dipengaruhi atau tidak dipengaruhi oleh debat? Apakah dukungan para pemilih sudah memberikan indikasi pilpres akan berlangsung satu atau dua putaran? Apakah pola dukungan di pilpres berhubungan dengan dukungan terhadap partai? Untuk menjawab berbagai pertanyaan tersebut, LSI melakukan survei nasional dengan bertanya kepada para pemilih melalui telpon pasca pelaksanaan debat ketiga pada 7 Januari lalu.
Download selengkapnya disini :
Comments